Langsung ke konten utama

Masalah Umum Yang Ditemui di Pada Gitaris Pemula

Ketika kita mempelajari suatu skill, tentu saja susah bisa langsung menjadi seorang master. Artinya seorang master pun dulunya seorang pemula. Ada satu hal bisa membuat lompatan besar seseorang dari pemula (pada akhirnya) menjadi master.

Belajar gitar, seperti yang saya sering tulis di blog ini, adalah sebuah perjalanan, petualangan. Dimana tiap petualangan tentu akan seru ketika mendapatkan sebuah tantangan. Bisa dibilang tantangan tadi kita sebut dengan kesulitan.

Saya pribadi lebih suka ketika menemui kesulitan ini sebagai tantangan. Efeknya cukup terasa bagi saya. Kesulitan ini membuat efek yang lebih negatif dari pada "tantangan" itu sendiri. Ketika saya berpikir ini sebuah "tantangan", maka saya berusaha untuk bagaimana menyelesaikan tantangannya.

Karena dalam belajar gitar akan banyak menemui kendala-kendala, baik itu yang terasa ringan atau bahkan berat, saking beratnya kita merasa bodoh, tidak berbakat, dan efek-efek negatif lainnya. 

Ketika saya menemui hal-hal yang seperti tadi, saya langsung mengubah pola pikir saya. Katakan "ini hanyalah sebuah tantangan". Sebuah tantangan pasti akan ada jalan keluarnya.

Ketika berlatih gitar, tidak semua orang memiliki jalan keluar yang sama. Beberapa hal yang mempengaruhinya, latar belakang, sikap dan kebiasaan orang tersebut berpengaruh dalam dia menerima informasi, dan meresponnya.

Begitu juga dengan motorik, fisiologis, hingga kecerdasan seseorang juga berpengaruh dalam proses belajar gitar. Walaupun teknik dalam bermain gitar itu bisa jadi hampir mirip tiap orang, namun detail-detail kecil sering kali terlewat sehingga tidak bisa terlihat bagi pemula bahkan pemain gitar intermediate.

Masalah umum yang sebenarnya sering saya temui pada pemula adalah mindset. Jadi apa yang saya jabarkan tadi diawali dari sebuah mindset. Bagaimana seseorang bisa mengubah kusulitan menjadi sebuah tantangan. Tantangan yang dia dapat tidak membuatnya menyerah, artinya ketika dia tidak berhasil menggunakan satu metode, dia akan berpikir "bagaimana jika menambahkan metode lain sehingga metode sebelumnya bisa berguna untuk kesulitan yang dia hadapi".

Peran guru menjadi krusial, karena umumnya guru umumnya bisa memberikan solusi-solusi yang disesuikan dengan kebutuhan muridnya. Mindset disini bisa menjadi pembeda yang signifikan bagi yang sedang belajar gitar. Hal ini juga yang bisa membuat seseorang bisa cepat menguasai teknik bermain gitar, bakat bisa jadi hal berikutnya. 

Jadi jika kamu merasa tidak berbakat, atau merasa tidak kunjung berkembang, hingga merasa akan menyerah, maka kamu harus mengubah cara berpikir kamu, ubah mindset kamu. 

Semoga bermanfaat.


Belajar gitar dimana saja, kapan saja dengan biaya murah, cek disini 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Cara Memilih Gitar Untuk Anak Usia Dibawah 12 Tahun

Beberapa bulan terakhir banyak sekali yang menanyakan kepada saya, apa gitar yang cocok untuk anaknya? Dimana usia anak mereka di rentang usia 6 tahun hingga 12 tahun. Sedikit tricky untuk memilih gitar untuk anak usia 12 tahun. Namun satu hal yang jadi pertimbangan adalah kenyaman. Hal ini akan menjadikan anak untuk giat belajar gitar. Jika si anak merasa instrumennya tidak nyaman untuk dimainkan, ini bisa jadi mengurangi semangat dia untuk berlatih setiap harinya. Kenyamanan yang seperti apa? Yang pertama adalah pilih gitar yang dengan ukuran yang sesuai dengan fisiknya. Misalkan si anak memiliki fisik yang kecil, misal si anak masih berusia 6-8 tahun, tidak ada salahnya membeli gitar dengan ukuran 1/2, secara fisik otomatis gitar ini lebih mungil dari ukuran gitar standar, dan skala yang diberikan juga lebih pendek, karena hal ini memudahkan anak dalam memainkannya. Dengan skala yang yg lebih pendek maka senar akan terasa lebih empuk untuk ditekan dibanding ukuran gitar full size. J...