Langsung ke konten utama

Ingin Les Gitar, Privat di Rumah, ke Studio atau Online? Mana Yang Cocok?

Lagi frustasi belajar gitar? trus bingung pilih-pilih media belajar yang baik yang mana. Lebih enak memangggil guru kerumah, atau datang ke studio atau malah belajar gitar via online.

Belajar gitar untuk saat ini menjadi lebih mudah dari pada jaman dulu. Hampir tiap kota atau bahkan sudut kota bisa lebih mudah menemukan guru gitar. Ini bukan berarti kamu jalan dari satu sudut kota ke sudut kota lain langsung bisa menemui guru gitar. Maksudnya untuk saat ini lulusan dari jurusan gitar tentu saja lebih banyak dari jaman dulu, ditambah mulai banyaknya kursus-kursus di daerah-daerah.

Walaupun tetap akan ada tempat-tempat dan kota-kota di Indonesia yang lebih ramai untuk bisnis kursus musik, namun dengan era digital saat ini hanya dengan jari. scroll di layar hp kamu bisa menemukan guru-guru gitar yang sesuai dengan apa yang kamu cari.

Lalu sampailah pada titik, lebih enak manggil guru gitar kerumah, atau datang belajar ke studio atau malah belajar online?

Dibawah akan saya jabarkan dari masing-masing kelas tersebut dan dari situ akan bisa dilihat mana yang akan lebih cocok dengan kebutuhan kamu.


1. Belajar Gitar Privat Datang ke Rumah

Dari pengalaman saya, orang-orang yang ingin memanggil guru gitar kerumah, teruma hal ini untuk mengajari anaknya adalah karena orang tua tidak bisa mengantar anaknya ke tempat kursusan. Dengan alasan itulah memanggil guru gitar kerumah bisa jadi yang paling memungkinkan.

Tentu saja secara umum memanggil guru gitar kerumah akan ada biaya tambahan, yaitu biaya transport. Jadi secara umum biaya kursus di rumah akan lebih mahal dari pada biaya kursus di kursusan. Penambahan biaya bisa bervariasi, bisa lebih mahal setengah dari harga kursus atau bahkan dua kali lipat dari biaya kursus di kursusan. 

Keunggulannya tentu saja kamu belajar dirumah sendiri, yang mana itu akan terasa lebih nyaman, namun bisa juga sebaliknya. Bisa jadi karena belajar di rumah sendiri yang terlalu nyaman malah tidak sefokus belajar di kursusan.

Belajar di rumah sendiri agar lebih maksimal paling tidak harus menyiapkan tempat belajar yang senyaman mungkin. Hal-hal seperti gitar yang memadai, foot stool, partitur stand, kursi yang nyaman baik untuk siswa dan guru. 

Kelemahan lain, tidak semua orang punya fasilitas yang memadai untuk belajar musik di rumah. Misal ruangan yang dipakai lebih sering di ruang tamu, dimana kursi dan meja atau peralatan lain bisa jadi mengganggu proses belajar gitar sehingga kurang maksimal.

Jika hal-hal diatas tidak terpenuhi malah akan menjadi penghambat proses belajar gitarnya. Gitar yang tidak standar yang dimiliki bisa jadi kendala paling klasik. Keterbatasan hanya memiliki satu gitar dirumah, karena guru tidak selalu membawa gitar juga bisa jadi masalah juga. Hal ini juga yang menyebabkan belajar gitar di rumah tidak selalu lebih baik dari pada belajar di kursusan.

Namun bukan berarti tidak bisa, banyak juga yang berhasil, dimana hasilnya dari latihan tentu saja tetap tergantung dari siswa dari fasilitas ketika belajar gitar.


2. Belajar Gitar di Kursusan.

Belajar di studio / kursusan seharusnya lebih ideal dari pada belajar dirumah. Dari segi fasilitas tempat kursusan harus siap menyiapkan semuanya. Mulai dari tempat belajar yang standar, serta fasilitas pendukung. Fasilitas ini yang kadang tidak didapat di rumah, misal materi pembelajarnya yang selalu siap di kursusan.

Gitar yang standar untuk belajar juga menjadi salah satu jalan, kenapa belajar di kursusan biasanya mendapatkan hasil (selama proses belajar) yang lebih efektif.

Tidak hanya itu, di studio juga menyediakan materi yang lebih lengkap, ketika belajar gitar sering kali kita tidak cukup mengandalkan satu buku, mungkin materi yang ada di internet atau materi diluar dari buku utama tetap bisa digunakan pada saat itu. Misal, materi internet dalam bentuk pdf, yang membutuhkan di print dalam waktu cepat guna dipakai dalam proses belajar gitar.

Dengan biaya yang lebih murah dari pada kursus gitar privat dirumah, waktu tidak bisa sefleksible di rumah. Maksudnya kelas di kursusan bisa jadi tidak bisa overtime. Karena umumnya kelas akan dipakai untuk siswa yang lain. Begitu juga dalam satu hari biasanya guru mengajar lebih dari satu murid, atau ruangan akan dipakai oleh siswa lain atau guru lain, sehingga kesannya waktu lebih terbatas.

Namun dengan batasan itu hal positifnya, siswa akan lebih menghargai waktu kursus.

Pada sistem belajar di kursusan juga biasanya juga berdasar silabus, dimana silabus ini bisa menjadi patokan siswa sudah sampai pada level ke berapa. Tinggakatan ini juga bisa diarahkan pada sebuah sistem "exam" atau ujian dan "konser" yang sudah umum ada di sebuah kursusan.

Sistem itulah yang membuat nilai lebih, dan ini menguntungkan siswa, karena sistem itu membuat siswa lebih fokus pada proses belajarnya dan juga mendapatkan experience bermusik.

Kelemahan pada belajar di kursusan tentu saja adalah kita yang harus datang ke kursusan, artinya akan ada waktu yang terbuang di jalan. Kalau kursusannya dekat dengan tempat tinggal mungkin ini salah satu hal yang sangat direkomendasikan. 

Namun jika tempat kursusnya agak jauh atau bahkan jauh, maka harus dipertimbangkan manajemen waktu yang akan dipakai dan yang akan terbuang dijalan. Sebagai contoh, ketika saya belajar musik di Melbourne Australia, saya harus menghabiskan waktu di jalan hingga 2 jam. Namun pertimbangan diatas membuat saya merasa hal itu tidak menjadi masalah dan tetap "worth it".


3. Belajar Gitar Online

Di Indonesia hal ini mulai dikenal sejak pandemi covid-19, namun saya pribadi sudah membuka kelas gitar online jauh beberapa tahun sebelum pandemi covid, lebih tepatnya 10 tahun sebelum covid. 

Sudah tidak heran dan tidak asing sekarang belajar skill baru dengan cara online. Cara online tentu saja sangat bergantung pada kecepatan internet yang dimiliki dan juga internet yang dimiliki guru gitarnya. Saya pribadi masih mengajar online, dan makin banyak orang Indonesia bahwa belajar online menjadi salah satu cara belajar yang cukup baik.

Untuk belajar gitar online menurut saya setidaknya lebih baik menggunakan layar yang lebih besar, misal seperti tablet, laptop atau desktop PC. Semakin layar yang digunakan lebar maka experience belajar gitar akan lebih baik.

Walaupun belajar gitar online ini tidak bisa menggantikan sepenuhnya belajar gitar secara tatap muka langsung, karena interaksi ketika belajar langsung ini guru dengan lebih mudah melihat teknik dan mendengarkan hasil dengan lebih baik dari pada hanya melalui speaker dan layar monitor tapi belajar gitar online bisa menjadi hal yang baik.

Hampir sama dengan belajar gitar di rumah, seperti pada poin pertama, karena jarak adalah masalahnya. Guru juga bisa jadi mempunyai masalah yang sama. Siswa jaraknya terlalu jauh, maka opsi yang ada adalah mengajar online. 

Dari pengalaman saya pribadi, saya punya murid-murid gitar online yang tidak tinggal di Indonesia, ada yang di Malaysia, Australia, bahkan ada yang di Arab Saudi. Di tambah lagi murid-murid saya juga tersebar di beda pulau atau beda kota.

Sama seperti belajar gitar dirumah, fasilitas di rumah menjadi peranan penting dalam proses belajar gitar. Hal ini termasuk media lain, seperti device untuk menjalankan metronome atau backing track.

Kelemahan paling mendasar dari belajar gitar online adalah masalah suara dan visual. Mungkin beda cerita jika semua kecepatan internet semua orang setara dengan 100MB/s dimana tentu saja visual setidaknya bisa lancar di resolusi yang tinggi. Begitu juga penggunaan microphone yang baik sehingga suara yang diterima bisa bersih dan detail.

Pengalaman saya mengajar gitar online, murid-murid saya tidak menggunakan device yang sama seperti saya, tidak menggunakan microphone yang baik (hanya mengandalkan microphone bawaan laptop) atau kecepatan internet yang tidak stabil.


Jadi dari ketiganya semua memiliki keunggulan dan kelemahannya, akhirnya semua kembali ke masing-masing, media belajar mana yang paling pas buat kamu.

Semoga bermanfaat



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Cara Memilih Gitar Untuk Anak Usia Dibawah 12 Tahun

Beberapa bulan terakhir banyak sekali yang menanyakan kepada saya, apa gitar yang cocok untuk anaknya? Dimana usia anak mereka di rentang usia 6 tahun hingga 12 tahun. Sedikit tricky untuk memilih gitar untuk anak usia 12 tahun. Namun satu hal yang jadi pertimbangan adalah kenyaman. Hal ini akan menjadikan anak untuk giat belajar gitar. Jika si anak merasa instrumennya tidak nyaman untuk dimainkan, ini bisa jadi mengurangi semangat dia untuk berlatih setiap harinya. Kenyamanan yang seperti apa? Yang pertama adalah pilih gitar yang dengan ukuran yang sesuai dengan fisiknya. Misalkan si anak memiliki fisik yang kecil, misal si anak masih berusia 6-8 tahun, tidak ada salahnya membeli gitar dengan ukuran 1/2, secara fisik otomatis gitar ini lebih mungil dari ukuran gitar standar, dan skala yang diberikan juga lebih pendek, karena hal ini memudahkan anak dalam memainkannya. Dengan skala yang yg lebih pendek maka senar akan terasa lebih empuk untuk ditekan dibanding ukuran gitar full size. J...