Langsung ke konten utama

Guru Gitar Tidak Akan Membuat Permainan Gitar Kamu Jadi Jago

Jauh sebelum saya menjadi seorang guru gitar yang sudah mengajar lebih dari ratusan murid, saya seperti kamu yang belajar gitar dari teman, atau dari yotube, mencoba sendiri atau belajar gitar secara otodidaklah.

Sampai pada titik ketika saya merasa kemampuan bermain gitar saya mandeg. Pengen jadi jago main gitarlah, biar terlihat keren.

Yang pada akhirnya pada saat itu memutuskan untuk mengambil kursus gitar. Tidak hanya ingin jago main gitar, tapi juga ingin menjadi seorang guru gitar. Jadinya saya mengambil kursus gitar yang paling dekat dengan tempat saya tinggal kala itu.

Saat itu saya sangat semangat, karena sebelum saya sign up untuk memulai kursus gitar, besar harapannya menjadi gitaris yang jago dalam waktu singkat, karena mereka memiliki brosur yang mengatakan untuk menyelesaikan kursus dari nol hingga mahir hanya butuh 2-3 tahun. Apalagi posisi saya saat itu bukan yang belajar dari nol.

Ketika kursus mulai, barulah saya paham bahwa guru itu hanya melatih, memberikan arahan, bukan seorang pesulap yang membuat seorang yang dari biasa aja main gitar menjadi jago bermain gitar.

Yang membuat seorang gitaris menjadi jago bermain gitar adalah dirinya sendiri. Namun peran dari guru gitar bisa dibilang krusial. 

Ketika saya menyelesaikan kursus gitar saya pada saat itu yang hanya dalam hitungan 1 tahun lebih sedikit. Secara skill tidaknya terlihat seperti tidak ada peningkatan berarti. Tapi dibalik itu saya membawa pulang wawasan, ide, cara latihan, dan banyak lainnya.

Dengan modal itulah yang membuat saya tidak menjadi mandeg lagi ketika belajar gitar atau ketika ingin mengembangkan teknik saya. Saya menjadi tau cara latihan yang benar, dan cara-cara lain seperti improvisasi, bahkan ke ilmu yang lebih lanjut lagi.

Jadi walaupun kursusnya tidak lama, namun ilmunya terpakai hingga level teratas sekalipun. Dan ketika saya mengambil kelas Jazz dengan seorang gitaris Jazz asal Belanda, ilmunya jadi mudah sekali terserap. Ibarat sebuah pegas, bentuk dan panjangnya mungkin tidak seberapa namun bisa melontarkan benda dengan melebihi dari apa yang kita bayangkan.

Itu juga yang menjadi inti dari apa yang saya ajarkan ke murid-murid saya, baik itu off line maupun online.

Singkat cerita, buat kamu yang ingin berkembang permainan gitarnya, atau yang baru awal untuk mencoba ilmu menggitar ini, ilmu dari guru kamu ibarat sebuah peta, jika kamu sendiri tidak mencoba apa yang diarahkan sesuai peta tersebut maka kamu sendiri tidak akan sampai pada tujuan kamu.

Semoga bermanfaat.

Kursus gitar dimana aja, kapan aja, dengan biaya murah, cek disini 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Cara Memilih Gitar Untuk Anak Usia Dibawah 12 Tahun

Beberapa bulan terakhir banyak sekali yang menanyakan kepada saya, apa gitar yang cocok untuk anaknya? Dimana usia anak mereka di rentang usia 6 tahun hingga 12 tahun. Sedikit tricky untuk memilih gitar untuk anak usia 12 tahun. Namun satu hal yang jadi pertimbangan adalah kenyaman. Hal ini akan menjadikan anak untuk giat belajar gitar. Jika si anak merasa instrumennya tidak nyaman untuk dimainkan, ini bisa jadi mengurangi semangat dia untuk berlatih setiap harinya. Kenyamanan yang seperti apa? Yang pertama adalah pilih gitar yang dengan ukuran yang sesuai dengan fisiknya. Misalkan si anak memiliki fisik yang kecil, misal si anak masih berusia 6-8 tahun, tidak ada salahnya membeli gitar dengan ukuran 1/2, secara fisik otomatis gitar ini lebih mungil dari ukuran gitar standar, dan skala yang diberikan juga lebih pendek, karena hal ini memudahkan anak dalam memainkannya. Dengan skala yang yg lebih pendek maka senar akan terasa lebih empuk untuk ditekan dibanding ukuran gitar full size. J...