Langsung ke konten utama

Keajaiban Latihan 10.000 Jam atau Hanya Mitos

Pernah dengar ini? Untuk bisa menjadi master di skill tertentu termasuk bermain gitar, dibutuhkan 10000 jam. Kata ini juga terucap oleh guru gitar Jazz saya yang asal Belanda. Kala itu beliau mengatakan untuk menjadi jago bermain gitar Jazz yaitu berlatih bermain gitar selama 10000 jam plus  saya juga harus banyak mendengarkan musik jazz.

Sebagai orang yang dulunya suka matematika, akhirnya saya mencari tau berapa lama sebenarnya 10000 jam itu dalam hitungan hari. Mari kita coba hitung ya.

Anggap saja kita latihan gitar 1 jam perhari dan kita latihan selama 6 hari per minggu. Dihitung rata-rata sebulan 24 hari kita aktif latihan gitar. Artinya dalam sebulan kita sudah memainkan gitar selama 24 jam, maka dalam setahun berarti 24 jam dikali dengan 12 sama dengan 288 jam (1 tahun). Dan untuk menempuh 10000 jam maka dibutuhkan 34 tahunan lebih. Itu jika kita latihan sehari 1 jam. Lama sekali kan ya.

Dari perhitungan tadi jika kita sehari latihan 2 jam atau 4 jam, maka waktunya tinggal kita bagi 2 atau bagi empat. Dimana kita ambil 4 jam latihan sehari saja dibutuhkan 8 hingga 9 tahunan. Tetap lama.

Jadi jika seorang anak usia 10 tahun berlatih gitar rutin selama rata-rata 4 jam maka selepas dia SMA maka dia sudah menjadi seorang yang mahir dalam permainan gitar? kurang lebih seperti itu. 

Sebelum kita bahas lebih lanjut, saya ingin mengatakan apa yang saya tulis disini hanya berdasar analisa saya sebagai pengajar gitar dan juga pengalaman saya belajar gitar hingga menjadi seorang gitaris.

Keajaiban 10000 jam ini tidak hanya dikatakan guru gitar jazz saya yang asal Belanda namun juga guru saya yagn lain yang menceritakan bagaimana Beethoven berlatih piano hingga menjadi seorang maestro yang kita kenal. Beliau mengatakan bahwa Beethoven bisa bermain piano seindah itu setelah berlatih 10000 jam. Dalam kasus Beethoven dimana sang Maestro ini bisa bermain pulahan jam dalam sehari.

Yang pasti adalah ketika ketika melakukan kegiatan tertentu makin lama dan makin sering kita lakukan maka kita akan semakin mahir dalam melakukannya. Jadi semakin kita sering latihan gitar maka akan semakin mudah nantinya dalam memainkan gitar. Kurang lebih seperti itulah yang terjadi dengan otot-otot kita ketika latihan gitar. Tapi....

Keterampilan bermain gitar ini tidak hanya sekedar otot yang digerakkan seperti berjalan kaki. Bermain gitar selain menghasilkan suara dari dawai gitar, kita juga berusaha untuk menghasilkan permainan yang indah juga.

Artinya repetisi atau pengulangan ketika latihan gitar tidak serta merta membuat kamu menjadi gitaris yang lebih baik. Dibutuhkan lebih dari itu. Mungkin jika target hanya sekedar bisa-bisaan bisa jadi tidak ada masalah.

Bermain gitar yang termasuk dalam ilmu seni musik saat ini juga ada di universitas. Bisa dibayangkan kenapa sampai jenjang setara dengan sarjana dimana banyak sekali orang yang bisa bermain gitar hanya dengan otodidak bahkan bisa menjadi artis.

Karena musik ini adalah ilmu suara tentu saja yang pada akhirnya seorang musisi akan dituntun bagaikan bermain seindah mungkin. Musikalitas tentu juga dibutuhkan, dimana teknik yang mendukung akan menghasilkan tone dan musik yang lebih baik.

Hal-hal teknis tadi tidak sembarang, jadi jika kita berlatih dengan cara yang kurang tepat dan berlatih hingga ribuan jam akhirnya kita akan menimbun bad habit, dimana permainan kita bukannya berkembang namun bisa jadi menjadi stagnan atau jalan di tempat.

Lain halnya jika kita berlatih dengan cara yang benar dengan memahami esensi bermusik dan teknik yang benar artinya kualitas latihan kita diutamakan daripada repetisinya, ini berujung pada hasil yang lebih baik dari pada hanya mengulang hingga ribuan kali namun di jalur yang kurang tepat.

Jadi pilihlah kualitas latihan daripada hanya sekedar pengulangan. Ketika kualitas latihan yang dibarengi dengan kuantitas latihan yang banyak maka kamu bisa bermimpi bisa bermain seperti Beethoven.

Semoga Bermanfaat.


Cek, belajar gitar dengan cara yang benar dan tidak salah langkah, Online dimanapun kamu berada dengan biaya hemat, klik disini



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Cara Memilih Gitar Untuk Anak Usia Dibawah 12 Tahun

Beberapa bulan terakhir banyak sekali yang menanyakan kepada saya, apa gitar yang cocok untuk anaknya? Dimana usia anak mereka di rentang usia 6 tahun hingga 12 tahun. Sedikit tricky untuk memilih gitar untuk anak usia 12 tahun. Namun satu hal yang jadi pertimbangan adalah kenyaman. Hal ini akan menjadikan anak untuk giat belajar gitar. Jika si anak merasa instrumennya tidak nyaman untuk dimainkan, ini bisa jadi mengurangi semangat dia untuk berlatih setiap harinya. Kenyamanan yang seperti apa? Yang pertama adalah pilih gitar yang dengan ukuran yang sesuai dengan fisiknya. Misalkan si anak memiliki fisik yang kecil, misal si anak masih berusia 6-8 tahun, tidak ada salahnya membeli gitar dengan ukuran 1/2, secara fisik otomatis gitar ini lebih mungil dari ukuran gitar standar, dan skala yang diberikan juga lebih pendek, karena hal ini memudahkan anak dalam memainkannya. Dengan skala yang yg lebih pendek maka senar akan terasa lebih empuk untuk ditekan dibanding ukuran gitar full size. J...