Langsung ke konten utama

Alasan Kenapa Kamu Tidak Boleh Mengesampingkan Teori Musik


Kalau belajar gitar emangnya harus belajar teori musik? bisa langsung praktek aja gak? Apakah musisi-musisi besar tau teori musik? Lalu, kenapa kita tetap tidak boleh mengesampingkan teori musik?

Dulu, ketika saya belajar gitar melodi pertama kali saya sempat mempertanyakan kenapa lagu dengan kunci G dan Em bisa menggunakan melodi yang hampir sama persis. Begitu juga dengan akord, saya diberikan satu buku yang sangat tebal yang isinya tentang berbagai jenis akord, lalu bagaimana saya bisa menghafal semua akord tersebut?

Disinilah peran teori musik. Bukan saja menjelaskan namun bisa memberikan gambaran baik itu tertulis atau prinsipal bagaimana "cara kerja" nada-nada di musik dalam melodi dan akord.

Itu salah satu kenapa kita tidak boleh mengesampingkan teori musik. Dari teori musik saya bisa memahami struktur sebuah tangga nada. Bagaimana tangga nada mayor terbentuk. Tidak hanya tangga nada mayor namun juga tangga nada lainnya. 

Tentu saja teori musik tidak ada hasilnya jika pada akhirnya tidak kita praktekkan dan bagaimana cara memainkannya di gitar. Begitu juga sebaliknya jika kita hanya mengandalkan praktek saja tanpa ada penjelasan, artinya belajar gitar hanya dari hafalan maka saya akan merasakan kesulitan yang lebih dibanding ketika saya memahami teorinya.

Pastinya saya percaya belajar musik tentu saja berawal dari praktek, bukan teori terlebih dahulu. Namun dari sejarahnya musik berkembang hingga saat ini menhasilkan bentuk-bentuk dan variasi-variasi yang luar biasa banyak. 

Dan di jaman dulu (sama seperti bidang keilmuan yang lain) untuk menyampaikan ilmunya tentu saja berdasarkan teori-teori, dengan alasan sederhananya adalah agar mudah untuk diturunkan (ilmunya).

Kita ambil contoh ketika kita belajar matematika, penambahan. Dulu kita diajarkan 2 + 2 = 4, dengan visual 2 keranjang berisi 2 apel, maka total apel ada 4. Dari visual ini kita akan bisa membayangkan 2 keranjang apel , satu keranjang berisi 1 apel dan keranjang satunya berisi 3 apel maka jumlah semua apel juga 4. Itu adalah teorinya.

Jika kita tidak memakai teorinya maka kita hanya menghafal bentuk angka 2 jika ditambah bentuk angka 2 lainnya hasilnya adalah bentuk angka 4. Tanpa tau esensi dari angka 2 ini seperti apa dan tanpa tahu esensi bahwa menjadi angka 4 itu bisa berasal dari penambahan, pengurangan, pengalian hingga pembagian atau dengan cara lainnya.

Sama seperti kasus saya tadi kenapa bermain melodi di kunci G dan Em bisa menggunakan melodi yang sama. Jika belajar teori musik maka bisa kita pahami bahwa kunci (nada dasar) G dan Em memang memiliki nada-nada yang sama, yang membedakan dari tangga nada ini adalah not awalnya saja. 

Secara prakteknya, walaupun nada-nadanya sama, ketika dimainkan dari not yang berbeda akan menghasilkan nada keseluruhan yang berbeda. Dimana tangga nada mayor akan terasa seperti nada-nada yang bahagia, sebaliknya nada-nada di tangga nada Em akan terasa lebih sedih. 

Dari kedua hal tadi kita bisa bilang teori dan praktek berjalan bersamaan. Pemahahan akan tangga nada berdasar teori dan outputnya adalah suara yang dihasilkan.

Tidak hanya itu teori musik akan membongkar bagaimana cara menentukan akord-akord di musik. Kamu bisa banyangkan akord C mayor itu saja bisa menjadi akord Mayor 7, M9, sus, augmented, dan lain-lain. Dengan menguasai teori musik, akord-akord tadi bisa dimainkan lebih mudah.

Dan masih banyak lain fungsi yang bisa kita dapatkan seperti mengkomposisi sebuah lagu atau karya, aransemen, improvisasi dan hal-hal lainnya ynag berkaitan dengan musik akan lebih mudah jika paham akan teori musiknya.

Inilah kenapa penting untuk mempelajari terori musik dan tidak boleh mengesampingkan teori musik karena ketika kamu belajar gitar, teori dan prakteknya adalah satu paket dari belajar gitar itu sendiri.

Semoga bermanfaat

Belajar teori dan prakter gitar buat pemula? cek disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Cara Memilih Gitar Untuk Anak Usia Dibawah 12 Tahun

Beberapa bulan terakhir banyak sekali yang menanyakan kepada saya, apa gitar yang cocok untuk anaknya? Dimana usia anak mereka di rentang usia 6 tahun hingga 12 tahun. Sedikit tricky untuk memilih gitar untuk anak usia 12 tahun. Namun satu hal yang jadi pertimbangan adalah kenyaman. Hal ini akan menjadikan anak untuk giat belajar gitar. Jika si anak merasa instrumennya tidak nyaman untuk dimainkan, ini bisa jadi mengurangi semangat dia untuk berlatih setiap harinya. Kenyamanan yang seperti apa? Yang pertama adalah pilih gitar yang dengan ukuran yang sesuai dengan fisiknya. Misalkan si anak memiliki fisik yang kecil, misal si anak masih berusia 6-8 tahun, tidak ada salahnya membeli gitar dengan ukuran 1/2, secara fisik otomatis gitar ini lebih mungil dari ukuran gitar standar, dan skala yang diberikan juga lebih pendek, karena hal ini memudahkan anak dalam memainkannya. Dengan skala yang yg lebih pendek maka senar akan terasa lebih empuk untuk ditekan dibanding ukuran gitar full size. J...