Langsung ke konten utama

Sebenernya Belajar Gitar itu Seperti Apa sih?


Banyak yang menanyakan kepada saya kalau les gitar itu belajar apa saja ya? kamu berpikir hal yang sama juga?

Sederhananya adalah ketika kamu belajar gitar adalah target akhinnya kamu bisa bermain gitar lagu-lagu favorit kamu. Tentu saja ini sama kaya pertanyaan ini, sekolah itu belajar apa? belajar matematika, IPA, IPS dan lain-lain. Lalu akan ada pertanyaan selanjutnya, belajar matematika itu seperti apa? sampai pada pertanyaan, kenapa belajar ini, itu dan lain sebagainya tadi.

Ketika kamu memutuskan belajar gitar sebenarnya  akan disesuaikan dengan apa tujuan kamu belajar gitar. Karena dengan mengetahui tujuan kamu kita bisa fokus hal-hal apa saja yang akan mensupport ke arah tersebut.

Sering kali tujuan siswa-siswa saya belajar gitar berganti-ganti. Misal belajar gitar karena pengen bisa main lagu tertentu. Lalu pindah lagi main yang lain, sehingga nampak sporadis, dan sering kali kehilangan esensi apa sih sebenarnya yang kita pelajari dalam bermain gitar.

Ini pentingnya mencari tahu yang sebenarnya diinginkan ketika belajar gitar. Hal ini juga yang saya gali ke setiap murid baru saya yang pertama kali bermain gitar. Saya akan menggali dengan dalam sehingga setidaknya saya mendapatkan gambaran target sesungguhnya dari si murid ketika belajar gitar. 

Kita tahu jumlah musisi di dunia itu pastinya banyak sekali, apalagi sekarang seorang musisi sangat mudah dalam merilis karyanya, berbeda dengan dahulu yang membutuhkan jasa "label". Saat ini musisi ketika punya karya, baik itu perorangan, atau grup dengan mudah merekam karyanya dan menjualnya dan men-share-nya di platform digital.

Sehingga bisa kita bayangkan dalam hitungan hari berapa karya yang rilis, di kotamu, di daerahmu, seindonesia, se-ASEAN, se- dunia. Buanyak sekalikan. Kalau kita hanya berpikiran memainkan lagu tertentu, maka tentu belajar gitar (memainkan lagu) gak habis-habis. 

Padahal untuk pemula memainkan satu lagu itu tidak bisa dihitung dalam menit. Bisa dalam hitungan hari, minggu banhkan bulan. Ketika hal dasar dalam belajar gitar tidak dipahami maka prosesnya bisa membuat frustasi.

Jadi belajar gitar itu seperti apa? Yang pertama adalah belajar gitar merupakan bagian dari belajar musik. Musik itu merupakan ilmu suara. Jadi Hal dasar pertama dalam belajar gitar adalah belajar suara. Suara dari mana? tentu saja dari gitar.

Sederhana? pake bangetkan, sayangnya banyak yang kelupaan. Sebagian orang belajar gitar dengan meniru jarinya saja hingga lupa apa yang sedang dimainkan.

Kan lucu seandainya kamu bertemu seseorang yang bercerita tentang cerita legenda si kancil, lalu suatu kali diminta TIDAK BISA membacakan cerita si kancil yang tertulis dibuku. Artinya dia tidak tau esensi kemampuan membaca, dengan membaca dia bisa tahu cerita mana aja yang tertulis dibuku tanpa perlu orang lain yang bercerita kepadanya terlebih dahulu.

Begitu juga dengan belajar gitar jangan hanya bermain gitar dengan dengan meniru, pastikan kamu tahu suara yang dihasilkan oleh nada-nada yang dimainkan dengan gitarmu. 

Berikutnya tentu belajar semua nada yang ada di fretboard, yang akan dilanjutkan dengan belajar tangga nada sebagai dasar bermusik barulah bermain akord, yang semuanya akan dibungkus dengan ritme.

Tambahan teknik-teknik lain tentu akan mengiri sesuai dengan target kamu tadi. Berlatih untuk bisa bermain bersama juga bisa jadi bagian yang penting. 

Karena ilmu bermain gitar itu sebenarnya juga komplek, pastinya selain belajar yang sudah saya sampaikan diatas tadi tentu sebagai teknik dasar adalah bagaimana belajar mensinkronkan jari-jari kamu kanan dan kiri di gitarmu. 

Teknik-teknik yang lebih detail sudah pasti harus kamu konsultasikan ke guru gitar kamu.


Semoga bermanfaat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Cara Memilih Gitar Untuk Anak Usia Dibawah 12 Tahun

Beberapa bulan terakhir banyak sekali yang menanyakan kepada saya, apa gitar yang cocok untuk anaknya? Dimana usia anak mereka di rentang usia 6 tahun hingga 12 tahun. Sedikit tricky untuk memilih gitar untuk anak usia 12 tahun. Namun satu hal yang jadi pertimbangan adalah kenyaman. Hal ini akan menjadikan anak untuk giat belajar gitar. Jika si anak merasa instrumennya tidak nyaman untuk dimainkan, ini bisa jadi mengurangi semangat dia untuk berlatih setiap harinya. Kenyamanan yang seperti apa? Yang pertama adalah pilih gitar yang dengan ukuran yang sesuai dengan fisiknya. Misalkan si anak memiliki fisik yang kecil, misal si anak masih berusia 6-8 tahun, tidak ada salahnya membeli gitar dengan ukuran 1/2, secara fisik otomatis gitar ini lebih mungil dari ukuran gitar standar, dan skala yang diberikan juga lebih pendek, karena hal ini memudahkan anak dalam memainkannya. Dengan skala yang yg lebih pendek maka senar akan terasa lebih empuk untuk ditekan dibanding ukuran gitar full size. J...