Langsung ke konten utama

Hal-hal Paling Esensial Yang Mempengaruhi Tone Pada Permainan Gitar

Setelah saya menjelaskan apa itu tone pada postingan sebelumnya, buat kamu yang belum membacanya bisa cek disini.

Ada banyak hal yang mempengaruhi tone pada permainan gitar. Ketika saya belajar gitar klasik dengan guru saya di Melbourne Australia, saya sempat heran, bagaimana mungkin dengan gitar yang sama bisa menghasilkan suara yang berbeda. Ada dua faktor pastinya yaitu faktor ekternal dan internal. Akan saya jabarkan faktor ekternal terlebih dahulu. dan faktor-faktor ini tidak hanya berlaku untuk gitar klasik, tapi juga untuk akustik dan elektrik. Faktor ekternal itu tidak lain ada berikut:

  1. Karakter dari gitar. Untuk gitar elektrik, bentuk bodi dan material kayu yang digunakan otomatis berpengaruh pada tone gitar itu yang biasa disebut dengan tone Wood. Begitu juga dengan gitar akustik dan klasik dimana pemilihan material kayu itu menciptakan karakter tone yang berbeda.
  2. Konstruksi gitar. Bracing atau Tulangan yang dipakai pada gitar akustik dan klasik membuktikan bahwa tone yang keluar dari gitar tersebut bisa berbeda.
  3. Senar gitar. Banyak sekali jenis-jenis dan ukuran senar yang berbeda yang tersedia di pasaran. Tiap senar membawa karakter suara yang berbeda sehingga menghasilkan tone yang berbeda juga.
  4. Pick up gitar. Pada elektrik pick up gitar sedikit banyak mempengaruhi tone yang dihasilkan. Suara single coil dan humbucker memberikan hasil yang berbeda, penambahan gain pada beberapa merk dan seri pick up (custom) juga otomatis menghasilkan tone yang berbeda.
  5. Pick gitar. Sama seperti senar, penggunaan pick dengan bahan dan ukuran yang berbeda menghasilkan tone yang berbeda juga. Itu juga menjadi alasan kenapa begitu banyak merk dan pilihan pick berjubel dipasaran.

Diluar dari faktor eksternal tadi tentu saja yang paling menntukan adalah faktor internalnya. Faktor internal disini berarti gitarisnya. Apa saja? Kita bermain gitar (normal=right handed) tangan yang membunyikan senar adalah tangan kanan (kecuali teknik tapping yang menggunakan tangan kiri). Maka faktor internal disini lebih fokus di tangan kanan. 

  1. Teknik picking. Jika kita menggunakan pick dengan sudut yang berbeda ternyata menghasilkan suara yang berbeda. Kamu bisa coba memetik dengan flat pick atau sedikit dimiringkan maka hasilnya akan berbeda. 
  2. Dengan kuku atau tanpa. Dalam permainan fingerpicking ada dua pilihan yaitu dengan memanjangkan kuku dan membentuknya atau tanpa memanjangkan kuku. Keduanya menghasilkan suara yang sangat berbeda.
  3. Posisi memetik. Ibarat gitar elektrik yang menyediakan pick up neck dan bridge sebagai pilihan tone dimana hal ini masih bisa diperkaya dengan memetik di posisi mendekati neck atau mendekati bridge bisa menghasilkan tone yang berbeda.

Dari sekian banyak faktor-faktor tadi membuat variasi tone pada gitar menjadi sangat kaya. Tiap gitaris bisa menghasilkan tone yang berbeda (baca tone colour). Mungkin dari rekan-rekan yang sedang membaca tulisan saya ini ada masukan lain atau sudut pandang yang berbeda bisa berikan komentar di kolom komentar.

Tone colour inilah yang menjadikan seorang gitaris berbeda, atau bisa dibilang menjadikan tiap player menjadi unik. Dengan banyaknya faktor tadi tidak bisa dipungkiri seseorang yang sedang belajar gitar butuh seseorang yang lebih tau tentang ini. Mudahnya keberadaan guru untuk seseorang yang sedang belajar gitar menjadi penting, karena guru bisa melihat dari sudah pandang yang lebih obyektif.

Seperti kata Andres Segovia seorang maestro gitar klasik
"The guitar is the easiest instrument to play and the hardest to play well"

Semoga Bermanfaat

Harwindho
Les Gitar Offline dan Online Dimanapun.
Gitar Klasik (ABRSM), akustik, elektrik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Cara Memilih Gitar Untuk Anak Usia Dibawah 12 Tahun

Beberapa bulan terakhir banyak sekali yang menanyakan kepada saya, apa gitar yang cocok untuk anaknya? Dimana usia anak mereka di rentang usia 6 tahun hingga 12 tahun. Sedikit tricky untuk memilih gitar untuk anak usia 12 tahun. Namun satu hal yang jadi pertimbangan adalah kenyaman. Hal ini akan menjadikan anak untuk giat belajar gitar. Jika si anak merasa instrumennya tidak nyaman untuk dimainkan, ini bisa jadi mengurangi semangat dia untuk berlatih setiap harinya. Kenyamanan yang seperti apa? Yang pertama adalah pilih gitar yang dengan ukuran yang sesuai dengan fisiknya. Misalkan si anak memiliki fisik yang kecil, misal si anak masih berusia 6-8 tahun, tidak ada salahnya membeli gitar dengan ukuran 1/2, secara fisik otomatis gitar ini lebih mungil dari ukuran gitar standar, dan skala yang diberikan juga lebih pendek, karena hal ini memudahkan anak dalam memainkannya. Dengan skala yang yg lebih pendek maka senar akan terasa lebih empuk untuk ditekan dibanding ukuran gitar full size. J...