Langsung ke konten utama

Wajib Baca Untuk Para Orang Tua Yang Ingin Anaknya Bisa Main Musik

Halo, untuk posting kali ini saya ingin sharing pengalaman saya khususnya para orang tua yang ingin anaknya belajar musik atau belajar gitar.

Seorang ibu menelpon saya, dia mengatakan bahwa anaknya ingin bisa main gitar. Jadi ingin mengkursuskannya gitar. Saya yakinkan bahwa anaknya berusia setidaknya lebih dari 8 tahun.

Off the record, walaupun saya punya pengalaman mengajar anak berusia 6 tahun, dan berhasil. Namun ada hal-hal secara fisik, mental dan ketersediaan instrument gitar itu sendiri bahwa les gitar setidaknya dimulai diusia 8th atau lebih awal jika secara fisik (penjarian) sudah mencukupi).

Setelah kepastian bahwa si anak sudah diusia yang saya inginkan lalu hal lain yang dibutuhkan adalah ketersediaan instrument. Ini dikhususkan untuk anak-anaknya yang ingin belajar gitar dan kursus privat dirumah. Karena saya memang memberikan kursus selain di studio saya sendiri juga memberikan kursus gitar ke rumah.

Lalu saya berikan harga sesuai dengan jarak tempuhnya, banyak yang menawar tentu saja. Tapi ada satu hal yang para orang tua pahami adalah waktu yang diberikan guru. Walaupun secara kasat mata waktu kursus itu kurang lebih 1 jam, namun prakteknya waktu guru yang diberikan untuk kursus privat kerumah tentu lebih banyak. Waktu perjalanan kerumah dan kembali yang memakan waktu 30-60 menit. Jadi waktu total yang diberikan oleh guru berkisar antara 1jam 30 menit hingga 2 jam permuridnya.

Dengan waktu yang diberikan itu ditambah biaya transport tentu saja biaya yang akan dikenakan menjadi lebih mahal. Jadi lucu juga sewaktu ada orang tua murid yang minta harga yang sama jika datang kerumah.

Hal berikutnya adalah jadwal. Ini juga sangat penting, walaupun belajar gitar bukan pendidikan formal, bukan berarti waktunya sembarangan, artinya waktu belajar harus sistematis dan berkesinambungan.

Jika kita ingin menguasai satu keterampilan hal mendasar adalah rutin. Jangan menyepelekan pendidikan non formal yang jelas-jelas secara biaya bisa lebih mahal daripada biaya pendidikan formal, dan ada hal yang terlupakan jika seorang anak menguasai pendidikan nonformal ini artinya si anak jelas-jelas memiliki kelebihan dibanding anak lainnya. Jika semua orang mengambil pendidikan formal bagaimana menjadi menonjol? Salah satunya adalah keahlian atau ketrampilan lain.

Jadi kembali ke jadwal, dimana peran orang tua sangat besar, tentu orang tua tidak mau kehilangan investasi karena belajar gitar tidak bisa 1 hingga 2 bulan saja. Disini orang tua harus perhatian terhadap jadwal kursus si anak, jangan diserahkan semaunya si anak.

Walaupun ada orang tua yang tidak masalah dengan biaya, namun saya sebagai guru punya tanggung jawab bukan hanya sebagai pendengar keluhan si anak tapi memberikan apa yang sudah menjadi keinginan si anak dan orang tua untuk menguasai permainan gitar.

Lalu yang terakhir dan yang terpenting adalah kontrol orangtua. Banyak orang tua yang langsung melepaskan tanggung jawab belajar gitar atau musik ke gurunya. Guru musik memang ahlinya dibidang itu namun secara psikologi perkembangan anak dari lahir hingga umurnya saat ini hanya orang tua yang lebih mengenal. Memang benar guru menilai dan menganalisis si anak, namun kapasitasnya jauh berbeda dengan orang tua.

Jadi berhasilnya anak dalam belajar gitar atau kursus musik yang lain sangat dipengaruhi orang tua. Orang tua ibarat booster prestasi si anak. Setahu saya semua anak ingin orang tuanya bangga terhadap dirinya, melebihi bangga terhadap teman-temannya maupun gurunya.

Seandainya ada sebuah undangan home concert maupun ujian gitar, orang tua adalah ujung tombak kesuksesan anak. Bagaimana support orang tua dari hal-hal kecil dalam latihan hingga concert dan ujian sangat dibutuhkan.

Banyak kasus murid-murid saya dikarenakan orangtuanya sibuk maka mencarikan hal-hal positif untuk dikerjakan anaknya, salah satunya adalah kursus musik. Tidak ada yang salah dengan ini. Namun hal yang merugikan sebenarnya orang tuanya sendiri tidak berdedikasi perkembangan kursus musik anaknya. Akhirnya latihan demi latihan tidak ada perkembangan signifikan. Sangat disayangkan.

Mungkin ini jadi pertimbangan buat orang tua yang ingin anak-anaknya secara penuh dan mantab belajar musik.

Salam,
Harwindho
(Ingin kursus gitar dimana saja? kursus gitar online saja disini)
Kursus Gitar offline maupun Online

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Cara Memilih Gitar Untuk Anak Usia Dibawah 12 Tahun

Beberapa bulan terakhir banyak sekali yang menanyakan kepada saya, apa gitar yang cocok untuk anaknya? Dimana usia anak mereka di rentang usia 6 tahun hingga 12 tahun. Sedikit tricky untuk memilih gitar untuk anak usia 12 tahun. Namun satu hal yang jadi pertimbangan adalah kenyaman. Hal ini akan menjadikan anak untuk giat belajar gitar. Jika si anak merasa instrumennya tidak nyaman untuk dimainkan, ini bisa jadi mengurangi semangat dia untuk berlatih setiap harinya. Kenyamanan yang seperti apa? Yang pertama adalah pilih gitar yang dengan ukuran yang sesuai dengan fisiknya. Misalkan si anak memiliki fisik yang kecil, misal si anak masih berusia 6-8 tahun, tidak ada salahnya membeli gitar dengan ukuran 1/2, secara fisik otomatis gitar ini lebih mungil dari ukuran gitar standar, dan skala yang diberikan juga lebih pendek, karena hal ini memudahkan anak dalam memainkannya. Dengan skala yang yg lebih pendek maka senar akan terasa lebih empuk untuk ditekan dibanding ukuran gitar full size. J...