Langsung ke konten utama

Mengenal Tangga Nada

Siang itu di hari yang cukup panas saya sedang berbincang-bincang santai dengan adik saya. Obrolan itu mengenai komputer tapi mendadak ngelantur ke arah musik.

Adik saya bercerita ketika dia menanyakan teman-temannya yang bisa main gitar, "kamu tau tangga nada?", dan kesemua menjawab, "fingering?"....

Tentu saja bukan. Ini hal yang lucu ketika banyak gitaris bahkan yang sudah merilis album secara DIY masih dibutakan dengan apa yang namanya tangga nada. Tentu saja memprihatinkan, dan yang lebih memprihatikan jika mereka yang mempertahankan ego "ke-artisan-nya" untuk tidak belajar lebih.

Saya teringat dengan guru piano saya yang selalu menekankan untuk selalu belajar dan berkembang bahkan jika kamu sudah menjadi guru. Dan itulah yang saya lakukan.

Tidak ada batasan, apalagi ego yang terlalu cepat berpuas diri. Misal, sudah punya fans atau album, buat apa kursus gitar lagi, "ilmu" segini aja bisa jadi artis.

Belajar memang tidak hanya sekedar belajar. Belajar membutuhkan mental untuk maju menjadi lebih baik, di dalam belajar gitar kita diharapkan untuk selalu rendah diri menerima hal-hal baru bahkan hal-hal basic seperti tangga nada.

Sederhananya tangga nada adalah 3 nada atau lebih yang berurutan. Istilah dalam bahasa inggrisnya adalah scale. Artinya dari nada satu ke nada berikutnya ada perbedaan skala atau interval, ini yang membedakan nada C dengan D.

Atau lebih mudahnya dari istilah tangga nada sendiri nada yang tersusun seperti tangga. Dimana kita tau tangga itu ada yang untuk jalan naik dan turun. Maka tangga nada juga ada yang naik maupun yang turun (accending dan decending).

Kalau sedang belajar gitar tentu saja harus menguasai kedua-duanya. Mengidentifikasi perubahan nada naik dan turun.

Tangga nada yang wajib dikuasai diawal belajar musik adalah tangga nada mayor. Dimana tangga nada sendiri ada yang minor, pentatonik, blues, harmonis, melodis, ziqana, hingga pengembangan ke modus.
Namun dasar nya adalah tangga nada diatonik (atau nada natural). 

Perbedaan tangga nada itu tentu saja membawa pengaruh musik ke arah lebih luas, setidaknya secara garis besar tangga nada mewakili dua perasaan manusia yaitu senang dan sedih.

Kembali ke permasalahan tadi yaitu fingering itu bukan tangga nada. Fingering bisa saja nada-nada yang dimainkan tidak berurutan atau bisa saja menyerupai sebuah etude.

Hal-hal mendasar ini tentu saja selalu saya terapkan pada semua murid saya baik yang kursus gitar langsung kepada saya atau yang kursus gitar online.

Penguasaan hal-hal mendasar ini bisa membuat permainan kamu meningkat tajam.
Jadi, siapa yang mau belajar tangga nada? Saya!

Salam
Harwindho
Kursus gitar offline dan online
Gitar Klasik, Akustik dan Elektrik

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Cara Memilih Gitar Untuk Anak Usia Dibawah 12 Tahun

Beberapa bulan terakhir banyak sekali yang menanyakan kepada saya, apa gitar yang cocok untuk anaknya? Dimana usia anak mereka di rentang usia 6 tahun hingga 12 tahun. Sedikit tricky untuk memilih gitar untuk anak usia 12 tahun. Namun satu hal yang jadi pertimbangan adalah kenyaman. Hal ini akan menjadikan anak untuk giat belajar gitar. Jika si anak merasa instrumennya tidak nyaman untuk dimainkan, ini bisa jadi mengurangi semangat dia untuk berlatih setiap harinya. Kenyamanan yang seperti apa? Yang pertama adalah pilih gitar yang dengan ukuran yang sesuai dengan fisiknya. Misalkan si anak memiliki fisik yang kecil, misal si anak masih berusia 6-8 tahun, tidak ada salahnya membeli gitar dengan ukuran 1/2, secara fisik otomatis gitar ini lebih mungil dari ukuran gitar standar, dan skala yang diberikan juga lebih pendek, karena hal ini memudahkan anak dalam memainkannya. Dengan skala yang yg lebih pendek maka senar akan terasa lebih empuk untuk ditekan dibanding ukuran gitar full size. J...