Langsung ke konten utama

Kenapa Belajar Gitar Butuh Concert/Home Concert

Jebreet, Jebrett, Jebbreett. Ini kata yang lagi marak di televisi. Entah kenapa untuk standar acara TV agak terdengar, maaf "kampungan", tapi hal ini membuat pertandingan bola pada malam itu terdengar tidak biasa dan orang-orang jadi mengingat.

Sama hal nya dengan musik, sebagai seorang yang sedang belajar gitar, kita butuh momen-momen "berharga". Momen "pengingat", yang digunakan sebagai batu loncatan untuk manaikkan level permainan gitar kita.

Dari puluhan murid yang sedang saya ajar kebetulan 7 orang diantara nya maju home concert 2013, agak menurun dari tahun 2012 (9 orang). Bukan masalah kuantitas si sebenarnya, karena selain keputusan ikut dan tidaknya berasal dari anak itu sendiri lalu didukung oleh orangtua. Jadi tidak semua siswa berkeinginan untuk ikut serta.

Ada beberapa faktor juga kenapa siswa tidak ikut home concert adalah tidak memiliki kepercayaan diri, malu, atau bahkan takut, dan beberapa faktor dari pihak orangtua. (hal ini akan saya bahas pada postingan lainnya).

Balik ke bahasan kita sebelumnya yaitu kenapa seorang yang belajar gitar butuh home concert?

Untuk siswa-siswa yang berusia dibawah 12 tahun biasanya mereka hanya berlatih pada jam kursus/les gitar saja. 1 minggu sekali, saya datang untuk mengajar, mereka berlatih, saya beri tugas dan mereka jarang mengerjakan. Hasilnya perkembangan si anak terkesan lambat.

Dengan ikutnya home concert, siswa akan mempunyai tujuan yang lebih jelas kenapa dia belajar gitar, karena biasanya jika seorang anak ingin belajar gitar itu biasanya sangat dipengaruhi mood, atau ada beberapa anak yang disuruh orang tuanya.

Dari pengalaman saya, jika seorang anak mendaftar untuk ikut home concert waktu berlatih si anak diluar dari jam kursus/les gitar meningkat (tanpa saya memberitahu untuk rajin latihan), misal yang tadinya latihan hanya 1 jam seminggu (itu pun pas kursus/les saja) akan meningkat menjadi seminggu dua kali, tiga kali atau bahkan tiap hari.

rutinitas adalah salah satu faktor keberhasilan seorang yang sedang belajar gitar, atau bahkan keterampilan lainnya.

maka dari itu banyak murid saya yang saya ajukan untuk home concert karena alasan tadi, sebagai booster, sebagai tujuan dia, sebagai alasan yang lebih masuk akal kenapa dia harus latihan hari ini, besok dan sesudahnya.

Jadi menurut saya, home concert itu penting namun tidak memungkinkan untuk mengikuti perform dia tempat lain. maksud saya di kampung, atau di sekolah maupun gereja yang biasanya ada sarana untuk kesana.

Disatu sisi home concert ini ibarat "medan perang" sesungguhnya. Karena walaupun kita bisa memainkan musik dirumah/dikamar/di studio dengan baik belum lah manjadi penilaian sesungguhnya. Konser hanya diberikan waktu terbatas. Tidak ada pengulangan didalam permainan.

Artinya bermain sesempurna mungkin. Beda cerita jika seorang ujian matematika ada waktu utk "berpikir", dan hasilnya bisa pasti. berbeda dengan musik mood bisa sangat berpengaruh dalam permainan. Bukan hanya bermain benar namun juga bermain indah dan tidak ada pengulangan.

Ibarat seseorang tersandung batu, dia tidak akan bisa mengulang kejadian agar tidak tersandung batu.

Jika kamu menemukan sebuah kesempatan untuk konser, segeralah mendaftar, uji diri kamu dan naikan level permainan dengan konser.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Cara Memilih Gitar Untuk Anak Usia Dibawah 12 Tahun

Beberapa bulan terakhir banyak sekali yang menanyakan kepada saya, apa gitar yang cocok untuk anaknya? Dimana usia anak mereka di rentang usia 6 tahun hingga 12 tahun. Sedikit tricky untuk memilih gitar untuk anak usia 12 tahun. Namun satu hal yang jadi pertimbangan adalah kenyaman. Hal ini akan menjadikan anak untuk giat belajar gitar. Jika si anak merasa instrumennya tidak nyaman untuk dimainkan, ini bisa jadi mengurangi semangat dia untuk berlatih setiap harinya. Kenyamanan yang seperti apa? Yang pertama adalah pilih gitar yang dengan ukuran yang sesuai dengan fisiknya. Misalkan si anak memiliki fisik yang kecil, misal si anak masih berusia 6-8 tahun, tidak ada salahnya membeli gitar dengan ukuran 1/2, secara fisik otomatis gitar ini lebih mungil dari ukuran gitar standar, dan skala yang diberikan juga lebih pendek, karena hal ini memudahkan anak dalam memainkannya. Dengan skala yang yg lebih pendek maka senar akan terasa lebih empuk untuk ditekan dibanding ukuran gitar full size. J...