Langsung ke konten utama

Memilih Pick up Gitar atau Bass yang Tepat

Seperti biasa siang itu saya mengajar privat gitar di daerah selatan kota jogja. Walaupun hari itu panas, saya tetap bersemangat. Sebelum memulai belajar gitar, murid saya menanyakan tentang bass. Sebenarnya murid saya ini tidak hanya belajar gitar, tapi juga belajar bass disuatu lembaga. Lucunya, dia lebih dikenal bassis daripada gitaris, padahal dia sendiri lebih menguasai gitar. Hal ini dikarenakan dalam bandnya tidak memiliki gitaris dan dia yang berinisiatif untuk bermain bass.

"Pick up itu apa mas?", tanyanya
"pick up itu ibarat microphone (mic)", jawab saya
Saya sebenarnya jadi penasaran kenapa mendadak dia menanyakan tentang pick up. Sebelumnya dia menanyakan rekomendasi tentang bass, bass apa yang sebaiknya dia beli, yang seperti apa suaranya.

"kata guru bass saya, bass nya boleh apa aja yang penting pickup nya bagus", kata murid saya menjelakan.
Saya jadi teringat banyak sekali gitaris yang men-"dewa"kan pickup. "kalau mau suaranya bagus ya ganti pickupnya". Menurut saya itu terbalik, yang seharusnya dibagusin itu gitarnya dulu, baru memaksimalkan pickupnya.

Masih bingung? Seperti yang saya bilang sebelumnya, pickup gitar/bass itu ibarat microphone buat seorang penyanyi. Apakah penyanyi-penyanyi sekelas Adele, Beyonce, Mariah Carey itu terkenal gara-gara mic nya? tidak pastinya. Semua dikarenakan kualitas suara manusia.

Kalau begitu, sama donk, gitaris itu yang penting pemain gitarnya, bukan di gitarnya! Bisa iya bisa tidak, saya balik bertanya, lalu kenapa banyak gitaris memilih berganti gitar. George Harrison pernah bilang, "dulu saya tidak tau bahwa punya gitar yang baik itu penting". Lebih tepatnya beliau menyebutkan gitar, bukan pickup.

Maka bisa saya ibaratkan gitar itu sendiri ibarat suara manusianya, sedangkan pickup gitar itu sebagai mic-nya. Contoh lagi, bagaimana anda menilai sebuah gitar akustik/klasik yang bagus? Apa karena pickupnya? yang jelas-jelas gitar akustik/klasik tidak menggunakan pickup.

Tentu saja untuk mendapatkan suara gitar terbaik itu ya berasal dari gitar itu sendiri alias kayunya. Gitar elektrik kan terbuat dari kayu. Lalu bagaimana dengan gitar akustik/klasik yang terbuat dari triplek? Ya bodi gitar boleh dari bahan triplek, tapi neck gitar pasti dari kayu.

Pengalaman saya, dulu gitar elektrik saya yang pertama saya beli dengan harga sangat murah, cuma Rp.900000,- lalu saya berpikir supaya suaranya lebih bagus dan keren, saya beli pickup seymour duncan seharga Rp.700000,- an. Saya saat itu sudah bangga sekali, merasa gitar saya sudah mantab sekali.

Lalu 2 tahun setelahnya saya menginginkan sebuah lespaul, merek epiphone, harga dipasaran saat itu tiga juta lima ratus ribu rupiah. Saya tidak ada uang sebanyak itu, ahirnya saya menemukan luthier di jogja yang bisa membuatkan lespaul dengan harga pada saat itu 2,5 juta rupiah. Setelah jadi, gitar itu hanya dipasang pick standar yang seharga gak sampai seratus ribu. Yang bikin saya heran lespaul saya jauh, jauh, jauuuuh suaranya lebih bagus daripada gitar saya yang dulu. Saya tanyakan kepada sang luthier. "Gitar itu yang penting kayunya dulu mas, kalau kayu sudah bagus mau dipasang pickup apa saja juga bagus" kata beliau. Oooooh begituh yaa.

Dikarenakan sebuah gitar/bass elektrik itu terdiri dari kayu dan elektroniknya (pick up), hal ini juga tidak bisa dipisahkan. Bagi yang baru belajar gitar, pickup dengan karakter flat lah yang terbaik, pilih yang humbucker jika menginginkan suara lebih tebal dan pickup single coil pilihan terbaik jika ada lebih banyak memainkan clean ataupun drive yang tipis.

Jika anda sedah memiliki gitar yang anda anggap pas, pastikan anda mengenal karakter suara dari gitar anda, dikarenakan bentuk gitar dan bahan gitar(kayu) berpengaruh pada karakter gitar secara menyeluruh.

Contoh, lespaul memiliki karakter warm, punch low dan gain. Sedangkan fender lebih banyak karakter crunch dan tidak terlalu gain. Jika anda ingin mengganti pickupnya, maka harus disesuaikan dengan karakter yang ingin anda bentuk, misal anda ingin menambah gain pada gitar anda, ingin suara flat namun kaya akan tone, ingin lebih kuat treblenya dikarenakan ingin bermain solo-solo dengan lengkingan.

Lalu anda cek dulu karakter pickup yang ingin anda beli di websitenya, rata-rata pickup custom selalu memiliki situs. jika sudah tahu karakter pickup yang ingin dibeli maka disesuaikan dengan karakter gitar anda. Contoh, gitar sudah memiliki karakter treble dan crunch dipasang dengan pickup bridge karakter gain dan punch treble, maka hasilnya suara gitar nantinya menjadi lebih treble.

Lebih mudahnya anda menvisualisasikan equalizer, tidak usah rumit-rumit. Ambil saja bass, middle dan treble. Ibarat di gitar senar 6 dan 5 sebagai bass, 1 dan 2 sebagai treble sisanya middle. Sedangkan gain guna menambah sustain, crunch berarti renyah, dan anda harus mencermati suara yang warm itu bagaimana, bulat, melebar ataukah padat. Hal ini juga berlaku untuk instrumen bass.

Ok, semoga bisa membantu. Cheers

Komentar

  1. Boleh dishare alamat n kontak luthier yg di jogja Mas ?

    Tks.

    BalasHapus
  2. Boleh dishare alamat n kontak luthier yg di jogja Mas ?

    Tks.

    BalasHapus
  3. saya bantu ya
    nama luthiernya Pak Hadi, Zianturi gitar.
    Jl. Tasura, Maguwoharjo, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
    Langsung mampir aja mas..


    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Cara Memilih Gitar Untuk Anak Usia Dibawah 12 Tahun

Beberapa bulan terakhir banyak sekali yang menanyakan kepada saya, apa gitar yang cocok untuk anaknya? Dimana usia anak mereka di rentang usia 6 tahun hingga 12 tahun. Sedikit tricky untuk memilih gitar untuk anak usia 12 tahun. Namun satu hal yang jadi pertimbangan adalah kenyaman. Hal ini akan menjadikan anak untuk giat belajar gitar. Jika si anak merasa instrumennya tidak nyaman untuk dimainkan, ini bisa jadi mengurangi semangat dia untuk berlatih setiap harinya. Kenyamanan yang seperti apa? Yang pertama adalah pilih gitar yang dengan ukuran yang sesuai dengan fisiknya. Misalkan si anak memiliki fisik yang kecil, misal si anak masih berusia 6-8 tahun, tidak ada salahnya membeli gitar dengan ukuran 1/2, secara fisik otomatis gitar ini lebih mungil dari ukuran gitar standar, dan skala yang diberikan juga lebih pendek, karena hal ini memudahkan anak dalam memainkannya. Dengan skala yang yg lebih pendek maka senar akan terasa lebih empuk untuk ditekan dibanding ukuran gitar full size. J...