Langsung ke konten utama

LesPaul atau Telecaster

Sudah lama saya tidak update, berhubung minggu-minggu kemarin saya banyak yang diurus :-). Kembali ke blog ini saya jadi teringat akan gitar-gitar saya. Terutama gitar elektrik. Dan saya masih ingat sekali gitar elektrik pertama saya tahun 2003 dimana waktu itu saya serius sekali dalam belajar gitar elektrik yaitu gitar elektrik dengan bentuk Gibson SG, tentu saja gitar lokal yang saya beli dengan harga Rp. 900.000,-. Sangat murah yaa :-)) dibandingkan dengan gibson yang harganya bisa diatas Rp. 30 juta.

Mungkin anda juga pernah berpikir untuk mempunyai atau membeli gitar elektrik. Banyak sekali model gitar elektrik yang dijual dipasaran. Tentunya beda bentuk dan beda merk, beda suara juga. Tapi disini saya hanya membahas lespaul dan telecaster saja.

Gitar kedua yang saya punya saya pesan dengan seorang Luthier (pengrajin gitar) Jogja yang sudah sangat berpengalaman, salah satu yang terbaik, salah satu karyanya sebuah gitar fender stratocaster seri voodoo nya hendrix masuk museum Jimi Hendrix di Amerika. Melalui beliau saya tidak memesan fender stratocaster, tapi Gibson LesPaul. Saat itu saya memang banyak memainkan musik-musik britpop, dan saya memang membutuhkan suara gitar yang agak tebal dan kuat juga gainnya, jadi saya memilih Gibson LesPaul. Selain itu saya sangat suka bentuk lespaul.

Gibson Lespaul sendiri selain bentuknya yang indah :-)) biasanya menggunakan three pieces (mahogany-basswood-mahogany) untuk neck dan mahogany-maple untuk body. Namun ada juga yang meng-custom gitar ini dengan kayu alder. Dengan kayu maple yang sangat tua ataupun alder, body LesPaul bisa menghasilkan efek flame yang keluar dari kayu itu sendiri di bodynya yang membuat gitar ini tampak jauh lebih indah.

Gitar ini all around, saya memasangkan push pull guna memodifikasi pick upnya agar bisa di split dari humbacker ke single coil. Suara Low dan crunch bisa didapat, drive dan distorsi juga tidak ada masalah, akustik juga tidak ada masalah, saya pikir LesPaul benar-benar gitar yang hebat. Cuma yang jadi kendala gitar ini adalah beratnya.

Berbeda dengan Telecaster, gitar ini tampak lebih sederhana, dengan 2 pick up single coil, dan 3 selector pick up ditemani dengan satu knob volume dan satu kenob tone. Dan bentuk bodi yang datar-datar saja, berbeda dengan LesPaul yang cembung disisi cover topnya. Tapi dari kesederhanaan dan simple ini juga yang membuat saya tertarik dengan si telecaster ini.

Saya kurang begitu tahu detail tentang sejarahnya gitar ini. Yang pasti gitar fender yang kita kenal sekarang itu berasal dari luthier bernama Leo Fender. Leo Fender ini lah yang mendesain Telecaster yang dulunya bernama broadcaster. Mungkin Telecaster ini terinspirasi sama gitarnya rickenbecker yang sama-sama kental suara crunchnya dimana sempat dipopulerkan George Harrison gitaris dari The Beatles, karakter gitar rickenbecker sangat khas suara crunchnya terutama 12strings nya.

Karakter telecaster sendiri crunch, dan nuansa akustiknya juga kental, bisa jadi ini perpaduan dari one piece neck maple dan body ash yang biasa digunakan pada seri standar fender telecaster. Namun telecaster juga bisa mengeluarkan suara ballsy atau bulat dan low jika memainkan pick up neck nya.

Perkembangan dari gitar telecaster sendiri ahirnya mengikuti dari gitaris itu sendiri. Ada juga telecaster yang menggunakan neck maple dengan fingerboard rosewood. Dan banyak juga memadukan dengan kayu mahogany ataupun alder untuk bodynya. Tentunya akan merubah sedikit karakter dari telecaster itu sendiri.

Menurut saya sendiri saya lebih memilih telecaster yang menggunakan onepiece maple untuk neck dengan body ash, ini sangat telecaster suaranya, hehe, maksud saya dibanding dengan body lain. Suara Twank, crunch, sangat khas, dan akustiknya itu sangat terasa. Hal ini juga yang membuat saya akhirnya datang ke custum shop untuk membuatkan telecaster buat saya. Yup, saya beralih dari LesPaul ke Telecaster.

Dua-duanya merupakan gitar-gitar yang bisa mengeluarkan suara vintage, namun bisa juga diajak untuk bermain rock-rockan. Dua gitar ini sangat berbeda karakternya, crunch gain dan warm dimiliki LesPaul sedangkan crunchy vintage dan nge-twank jadi milik telecaster. Dan dua gitar saya ini menjadi "senjata" untuk saya gunakan dalam mengajar les privat gitar elektrik. Jadi anda suka yang mana? Mellow atau ceria?  

Komentar

  1. Boleh tau nama n alamat pengrajin gitar jogja yg d mksud min??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dengan pak Hadi, Zianturi Gitar, Jl Tasura Sleman, Yogyakarta

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa itu Lick, Riff, Pattern?

Belajar musik sebenarnya mirip dengan bahasa Indonesia. Prinsip tentang pengenalan lick, riff dan pattern . Jika dalam bahasa Indonesia, Inggris atau bahasa apapun kita mengenal adanya huruf, begitu juga dengan musik, kita mengenal nada. Dari nada-nada yang tersusun ini bisa membentuk sesuatu yang dinamakan lick , riff dan pattern . Namun ketiganya berbeda. Dari identifikasi ketiganya dapat berfungsi dalam pengembangan permainan solo, melody, hingga pencipataan lagu. Pattern disebut juga dengan motif, jika didalam bahasa Indonesia/Inggris sebuah huruf yang terangkai bisa menjadi sebuah kata. Contoh kata "aku", sedangkan di musik, 2 atau 3 nada saja bisa menjadi sebuah motif atau pattern , semisal, do - mi - sol,  re - mi - do, atau mi - fa - sol - do. Ibarat kalimat pada bahasa Indonesia/Inggris, riff adalah kalimat di lagu, penggabungan dari 2 motif ( pattern ) atau lebih, biasanya riff terbentuk dari 1 hingga dua bar. Penciptaan riff ini sendiri biasanya penge...

Membedakan Teknik Apoyando dan Tirando

2 teknik dasar pada permainan gitar klasik adalah apoyando dan tirando. Dua teknik ini menjadi acuan yang biasanya di latih pada berbagai scale. Namun ada beberapa hal yang saya cermati dari dua teknik ini. Pada sebuah piece kebanyakan para gitaris lebih banyak menggunakan teknik tirando dikarenakan notes yang di mainkan dalam satu ketukan lebih dari dua nada. Tapi sebelum lebih jauh, saya akan menggambarkan secara sederhana yang membedakan dua teknik ini. Apoyando disebut juga rest stroke . Artinya ketika jari tangan kanan memetik senar, misal dengan jari i (telunjuk) maka jari setelah memetik senar akan menempel pada senar di atasnya (beristirahat/ rest ). Contoh, ketika jari memetik senar 1, setelah memetik jari akan beristirahat di senar 2. Jika senar 2 dipetik maka setelah memetik, jari akan beristirahat di senar 3, begitu seterusnya. Teknik ini banyak di gunakan pada single note , atau berfungsi memberikan accent atau tekanan untuk melodi tertentu. Lain hal dengan tekni...

Cara Memilih Gitar Untuk Anak Usia Dibawah 12 Tahun

Beberapa bulan terakhir banyak sekali yang menanyakan kepada saya, apa gitar yang cocok untuk anaknya? Dimana usia anak mereka di rentang usia 6 tahun hingga 12 tahun. Sedikit tricky untuk memilih gitar untuk anak usia 12 tahun. Namun satu hal yang jadi pertimbangan adalah kenyaman. Hal ini akan menjadikan anak untuk giat belajar gitar. Jika si anak merasa instrumennya tidak nyaman untuk dimainkan, ini bisa jadi mengurangi semangat dia untuk berlatih setiap harinya. Kenyamanan yang seperti apa? Yang pertama adalah pilih gitar yang dengan ukuran yang sesuai dengan fisiknya. Misalkan si anak memiliki fisik yang kecil, misal si anak masih berusia 6-8 tahun, tidak ada salahnya membeli gitar dengan ukuran 1/2, secara fisik otomatis gitar ini lebih mungil dari ukuran gitar standar, dan skala yang diberikan juga lebih pendek, karena hal ini memudahkan anak dalam memainkannya. Dengan skala yang yg lebih pendek maka senar akan terasa lebih empuk untuk ditekan dibanding ukuran gitar full size. J...